Ingin Produk Anda Laris Meski Harganya Lebih Mahal Dari Toko Pesaing?

Sesaat lagi, Anda akan mengetahui rahasia jualan online yang paling dicari yaitu tetap laris meskipun harga lebih mahal dari toko pesaing.

Mau tahu? teruskan membaca…

Ingin jualan Anda lebih laris meski harga toko pesaing lebih murah ?

Tentu Anda ingin.

Anda beruntung sekali. Hari ini saya akan menunjukkan cara mewujudkan keinginan itu.

Hmm.. Sepertinya ini akan menjadi pengetahuan paling berharga yang pernah Anda temukan di internet. 🙂

Catatan : Ini adalah seri terakhir dari 6 seri Halaman Produk Yang Mengkonversi Pengunjung ke Pembeli. Pastikan juga Anda membaca seri 1 – 5 DISINI

Tapi sebelum saya membongkar rahasianya, pertama-tama saya ingin Anda melakukan satu hal :

Hindari persaingan harga

Mengandalkan harga murah sebagai senjata bersaing adalah cara terburuk menjalankan bisnis..

Saya tahu, hampir semua pembaca writepreneurs.com mengelola online shop kecil.. sering pengelolanya cuma satu orang (solopreneur).

Dengan modal terbatas, saya menjamin Anda ambruk jika berani melawan harga, misalnya MatahariMall.com. Online shop besar membeli stok lebih banyak, lebih intens, hingga mampu mendapatkan harga lebih rendah dari suplier.

Mereka juga berani menekan margin sebab mampu menjual dalam volume banyak.

Jadi alih-alih menurunkan harga, saya menyarankan Anda mengikuti harga pasaran…Bahkan menaikkan harga.

Jangan khawatir kehilangan pembeli. Saya akan menunjukkan cara dimana Anda memasang harga lebih tinggi, namun tetap laris..

Tapi sebelum saya memberitahu caranya, terlebih dahulu saya ingin Anda memahami psikologi dibalik harga.

Harga tergantung persepsi

Harga itu relatif. Mahal murahnya harga produk tergantung persepsi calon pembeli terhadap produk tersebut.

Mari saya tunjukkan contohnya.

Contoh pertama.

Katakanlah Anda baru membeli sekaleng bir di kedai pinggir pantai seharga Rp 20.000,-.

Kemudian datang teman Anda membawa bir, merek & ukuran sama, dan mengatakan harganya Rp 60.000,- (3 X lipat).

“Keterlaluan” kata Anda.

Tapi tunggu.

Teman Anda berkata, dia membeli bir tersebut dari pub sebuah hotel mewah.

Sekarang, apakah Anda masih punya persepsi ’mahal’ terhadap bir teman Anda ?

Contoh kedua.

Mari kita berandai-andai, Anda baru saja membeli gitar di toko seharga Rp 5.000.000,-.

Lalu seorang teman Anda mengaku, kemarin dia membeli gitar bekas dengan merek & spesifikasi sama persis gitar baru Anda. Tapi teman Anda membelinya dari seorang kolektor seharga Rp 50.000.000,-

Menurut teman Anda, pemilik gitar sebelumnya adalah Piyu, yang memakai gitar tersebut dalam video klip ‘ Sobat’ yang melambungkan Band PADI di tahun 1998.

‘ Wow, murah!” seru Anda.

(Sampai disini Anda mulai paham)

Persepsi dapat mengubah nilai produk menjadi lebih tinggi dari nilai sebenarnya

Dan persepsi itu dibangun dari cerita yang melingkupi produk tersebut.

Pada contoh pertama, kemewahan hotel tempat membeli membenarkan mahalnya harga sekaleng bir.

Pada contoh kedua, persepsi dibangun dari nama besar gitaris band terkenal dan nilai sejarahnya.

Jadi teman, selama Anda bisa membangun cerita disekitar produk, pembeli akan membenarkan harga mahal dan menerimanya sebagai harga yang wajar.

Sekali lagi, kuncinya adalah cerita.

Cara membangun cerita disekitar produk untuk membenarkan harga yang lebih mahal

“Tapi Rusdianto, produk saya tidak punya cerita“ Anda mengeluh.

Omong kosong.

Terlepas Anda memproduksi sendiri atau membelinya dari grosir, semua produk memiliki cerita. Anda hanya perlu menggalinya.

Mari saya tunjukkan.

Ada 3 bagian dimana Anda bisa membangun cerita tentang produk

1. Bahan produk

Apa bahan dasar produk Anda ?

Cerita yang bagus tidak berarti produk Anda harus terbuat dari bahan langka, seperti ‘Tas  ini terbuat dari kulit dinosaurus

Katakanlah Anda menjual kopi bubuk (setelah semua, biji kopi sama saja).

Anda bisa menulis deskripsi produk seperti ini :

Roasted Bean Anto’s Coffe terbuat dari 100 % biji kopi arabika. Ibu Tandayung & para petani di Kabupaten Tana Toraja yang memasok kami, hanya memetik buah kopi matang berwarna merah. Mereka memetiknya di pagi hari, saat kabut masih menyelimuti pohon-pohon kopi yang tumbuh diketinggian 1.500 meter dpl.

(Catatan : Anda bebas mengganti kata ‘Arabika’ dengan ‘Robusta’, Tana Toraja dengan Mandailing, Jember, atau Mangkuraja, atau nama tempat dimana Anda membeli biji kopi).

Tanpa cerita, konsumen pasti mengeluh jika Anda memasang harga Rp 50.000 per-100 gram kopi.

Tapi coba tambahkan deskripsi diatas. Pembeli akan menerima dengan senang hati meski Anda memasang harga Rp 100.000 per-100 gram.

Mengapa ?

Karena cerita Anda telah membangun persepsi “kopi premium” di benak konsumen :

  • Kata  matang sempurna menegaskan Anda hanya menggunakan bahan terpilih.
  • Kata pegununganTana Toraja, & ketinggian 1.500 meter dpl,  membangun persepsi kelangkaan. Artinya bahan kopi Anda hanya bisa tumbuh & diperoleh ditempat tertentu.

Sekarang, coba lihat kembali contoh deskripsi diatas. Apakah Anda sadar telah berhasil membangun persepsi kopi yang pantas dihargai mahal hanya dengan 3 baris kalimat saja ?

Keren 🙂

2. Proses pembuatan

Proses pembuatan produk tidak mesti rumit atau unik untuk membangun persepsi mahal.  Misalnya “Keris ini ditempa seorang Empu melalui serangkaian ritual dan  puasa selama 40 hari.’ .

Dengan menunjukkan fakta apa adanya dalam poses pembuatan produk, Anda mampu membangun persepsi untuk  membenarkan mahalnya harga produk Anda.

Berikut contoh (fiktif) deskripsi produk furniture :

Satu set kursi ukir Anto’s Furniture ini memakan waktu pembuatan selama 6 bulan. Dan selama 3 generasi, kami keluarga Bapak Anto Joyo Hadikusumo tetap konsisten mempertahankan pola ukir khas jepara yang diciptakan oleh leluhur kami di tahun 1923.

Perhatikan, Anda berhasil membangun persepsi limited edition, kesan antik & citra premium hanya melalui angka-angka pada deskripsi diatas ( 6 bulan, 3 generasi & tahun 1923).

3. Fitur dan manfaat

Memang, fitur produk sarat spesifikasi teknis.

Tapi menggabungkan fitur dengan manfaat dari fitur tersebut, dapat mengubah informasi teknis yang membosankan menjadi cerita yang bagus.

Berikut contoh (fiktif) deskripsi produk wajan.

Wajan Anto’s Kitchen memiliki lapisan keramik anti lengket. Anda tidak perlu memboroskan air & tenaga saat membersihkannya. Cukup mengoles sekali dengan tissue, wajan Anda kembali bersih seperti baru.

Perhatikan. Lapisan keramik anti lengket adalah fitur. Manfaatnya, tidak ada lagi kerepotan mencuci setelah pemakaian.

Melihat fitur + manfaat diatas, konsumen bersedia membayar lebih mahal karena membebaskan mereka dari kerepotan mencuci.

Anda menggabungkan ketiganya

Bahan, proses pembuatan & fitur + manfaat adalah informasi yang wajib hadir dalam setiap halaman produk.

Menambahkan cerita kedalam setiap bagian tersebut, terbukti  dapat mengubah persepsi konsumen terhadap produk Anda…

Konsumen Anda rela membayar harga lebih tinggi, meskipun online shop lain menawarkan harga lebih murah untuk produk sejenis.

Perbedaanya cuma satu. Produk Anda punya cerita. Mereka tidak.

Sementara pesaing Anda ngos-ngosan terlibat perang harga, Anda tetap santai menikmati margin tinggi tanpa kehilangan pelanggan.

Keren 🙂

Selanjutnya…

Posting ini merupakan bagian terakhir dari 6 Seri Halaman Produk Yang Mengkonversi Pengunjung Menjadi pembeli.

Dan sama seperti 5 seri sebelumnya, hari ini pun saya punya pekerjaan rumah buat Anda.

Segera kumpulkan informasi seputar  produk Anda :

  1. Bahan penyusun
  2. Proses pembuatan
  3. Fitur & manfaat

Jangan ragu meminta informasi kepada grosir atau pabrik pemasok Anda… Atau manfaatkan google untuk menggali data sebanyak mungkin seputar produk Anda.

Kemudian, Anda mulai menulis deskripsi produk dalam bentuk cerita berbekal semua informasi tersebut.

Mohon tidak membayangkan sebuah cerita ala novel.

Baca kembali contoh-contoh diatas. Apakah Anda melihat, semua contoh deskripsi produk tersebut hanya berisi 3 baris kalimat saja ?

TIGA baris.

Dan itu adalah cerita.

Satu pemikiran pada “Ingin Produk Anda Laris Meski Harganya Lebih Mahal Dari Toko Pesaing?”

Tinggalkan komentar

Masih Kurang?

Mau tips jualan online lagi?