Jika Anda ingin menjual produk lebih banyak, maka jangan menawarkan produk Anda namun kuasai cara menulis deskripsi produk yang menjual.
Mengapa ?
Karena konsumen tidak membeli produk.
Produk bukan alasan mengapa orang membeli.
“Lalu apa yang mendorong konsumen membeli, Rusdianto ?”
Segera Anda akan menemukan jawabannya dalam posting ini… plus cara praktis menggunakan pengetahuan ini untuk membedakan diri dari pesaing…..dan pada saat bersamaan memicu konsumen membeli produk di toko online Anda.
Dan satu hal lagi….
Cara ini gratis. Anda hanya perlu meluangkan waktu 15 sampai 30 menit/hari menambahkan dua – tiga baris kalimat kedalam deskripsi produk Anda… dan kemudian, pekerjaan Anda pun selesai.
Tertarik ?
Mari saya tunjukkan.
Jadi apa yang orang beli ?
Konsumen tidak membayar Anda untuk memiliki produk.
Berikut contohnya :
- Anda tidak membeli tas branded.. Anda membeli gengsi, kepercayaan diri dan pada banyak kasus (kata partner saya, Nonik)….peluang untuk menarik perhatian lawan jenis 🙂
- Anda tidak membeli lampu meja. Anda ingin membaca buku atau mengetik di malam hari.
- Anda tidak menyewa hosting. Anda ingin menjual produk melalui internet kepada konsumen di seluruh dunia.
- Anda tidak membeli kamera yang dapat merekam objek bergerak. Anda ingin mengawetkan momen-momen indah dalam hidup untuk dikenang dimasa depan.
Orang tidak membeli mata bor ¼ inci. Mereka membeli lubang ¼ inci – Theodore Levitt (Harvard Business School)
Orang tidak peduli dengan produk yang Anda tawarkan selama itu bisa menyelesaikan masalah mereka… dan memenuhi harapan yang telah mereka tetapkan.
Singkatnya, orang membeli manfaat.
Sayang sekali para penjual lupa kebenaran diatas karena terobsesi dengan segala hal tentang produk mereka.
Saya sering menemukan fenomena ini pada hampir semua deskripsi produk toko online. Ciri paling menonjol terlihat pada deskripsi yang hanya menyoroti fitur produk.
Seperti ini :
Jika seseorang ingin membeli baju karena ingin terlihat lebih cantik didepan pasangannya, mereka tidak peduli baju Anda terbuat dari katun, paragon, sifffon, spandex, atau wedges.
Hasil akhir yang mereka inginkan adalah…. ingin terlihat cantik. Jika bahan katun membuatnya lebih cantik daripada bahan siffon, mereka akan membeli baju berbahan katun, bukan siffon.
Jadi hanya dengan menawarkan ‘bahan katun’ tidak akan menjual, sebab yang mereka ingin beli adalah ‘tampil cantik’.
Tapi bukankah semua orang bisa mengetahui sendiri manfaat dari fitur-fitur tersebut ?
Ini kesalahan kedua para penjual.
Hanya karena Anda tahu banyak tentang produk Anda, bukan berarti semua orang juga tahu.
Tingkat pengetahuan setiap konsumen berbeda. Jauh lebih aman berasumsi konsumen nihil pengetahuan sama sekali tentang produk Anda.
Bahkan jika manfaat sebuah fitur cukup populer di kalangan konsumen, menulis manfaat pada deskripsi produk dapat menyegarkan kembali ingatan mereka.
Jika mengedepankan manfaat dalam deskripsi produk tidak penting, maka Apple yang memiliki fans fanatik, tech savvy…. tidak akan mempekerjakan copywriter mahal menulis deskripsi produk iPhone 6 yang fokus menyorot manfaat :
Baik, sampai disini Anda sudah tahu kalau manfaat lebih menjual daripada fitur.
Lalu bagaimana cara mengubah deskripsi produk yang awalnya hanya menyoroti produk dengan segala fiturnya, menjadi fokus menjual manfaat… Dan dengan sendirinya lebih memicu pengunjung membeli produk Anda ?
Teruskan membaca.
Cara mengubah fitur menjadi manfaat pada dekripsi produk Anda
Biarkan saya menjelaskan terlebih dahulu perbedaan antara fitur dengan manfaat…
Sebuah fitur adalah fakta-fakta objektif sebuah produk. Misalnya berat, ukuran, warna, bentuk, kandungan, desain, konstruksi, dan spesifikasi lainnya. Secara harfiah, fitur adalah ‘aspek fisik’ dari produk Anda.
Sementara manfaat adalah hasil akhir yang diperoleh pembeli karena kehadiran fitur tersebut. Hasil akhir itu berupa hidup yang lebih baik dibanding sebelum mereka menggunakan produk Anda.
Oke, karena saya tahu Anda lebih mudah memahami lewat contoh, maka saya akan memberikan 3 contoh produk :
1. Sweater
Fitur : 2 saku dibagian samping.
Manfaat : Melindungi kedua tangan pemakai dari hawa dingin
2. Sepatu kulit
Fitur : resleting samping
Manfaat : mudah memasukkan kaki kedalam sepatu
3. iPod
Fitur : Memory 1 GB
Manfaat : Dapat menyimpan hingga 1.000 judul lagu
Perhatikan, mana diantara kedua pesan pemasaran pada gambar diatas yang lebih memicu Anda membeli iPod ?
Yah, itu pertanyaan retoris 🙂
Sampai disini Anda telah mengetahui perbedaan antara fitur dengan manfaat. Benar ?
Cara menulis deskripsi Produk berbasis manfaat
Sekali lagi, saya akan memudahkan Anda melewati proses ini menggunakan 2 contoh produk (fiktif).
Produk 1 : T-Shirts
Katakanlah salah fitur T-Shirts kita yaitu terbuat dari bahan katun.
Dan biasanya, deskripsi produk T-Shirts pada kebanyakan toko online yang fokus pada fitur akan terlihat seperti ini :
T-Shirts XYZ terbuat dari bahan katun.
Deskripsi produk diatas sama sekali tidak punya kekuatan emosional yang memicu orang membeli. Karena itu kita akan menambahkan manfaat kedalamnya supaya lebih menjual,
Langkah pertama yang harus diambil adalah menanyakan pada diri sendiri, apa fungsi dari bahan katun pada T-Shirts?
“Menyerap keringat,” Anda menjawab.
Bagus.
Sekarang, tanyakan lagi apa keuntungan ‘menyerap keringat’ bagi pengguna T-Shirts?
“ Pengguna T-Shirts leluasa bergerak tanpa rasa gerah.”
Bagus. Anda telah menemukan manfaat sebenarnya dari bahan katun pada T-Shirts.
Selanjutnya Anda tinggal menambahkan manfaat tersebut kedalam deskripsi produk. Dan hasil akhirnya kurang lebih terlihat seperti ini :
T-Shirts merek XYZ terbuat dari bahan katun yang menyerap keringat. Anda bisa bebas bergerak dan tetap merasa sejuk selama memakainya, bahkan saat cuaca panas sekalipun.
Selesai.
Anda tinggal mengulangi proses diatas pada fitur-fitur lainnya seperti warna, desain, tinta atau tekstur.
Oh yah, Anda tidak perlu memasukkan seluruh fitur kedalam deskripsi produk.
Anda cukup memilih 3 sampai 5 fitur unggulan saja… namun pastikan menyorot manfaatnya lebih mendalam.
Produk 2 : Herbal
Kali ini kita akan memilih fitur unggulan berupa kandungan anti oksidan tinggi
Anggaplah versi awal deskripsi produk seperti ini :
Suplemen herbal XYZ terbuat dari sari buah delima yang mengandung anti oksidan tinggi.
Datar…dan sama sekali tidak menjual..
Mari kita perbaiki.
Seperti produk sebelumnya, pertama-tama Anda harus mengetahui apa keuntungan yang diperoleh pengguna dari kehadiran fitur tersebut,
Anda benar, manfaat kandungan anti oksidan adalah menangkal radikal bebas penyebab kanker.
Setelah mengetahui manfaat akhirnya, maka versi akhir deskripsi produk herbal kita akan terlihat seperti ini :
Suplemen herbal XYS diekstrak dari sari buah delima yang mengandung zat anti oksidan lebih tinggi dari buah-buahan lain. Cukup mengkonsumsi 1 sachet per-hari, akan melindungi Anda dari radikal bebas yang dibawa udara, makanan dan minuman masuk kedalam tubuh, sehingga Anda terbebas dari resiko terkena penyakit kanker
Selesai.
Dengan menambahkan manfaat kedalam deskripsi produk, Anda sekaligus menunjukkan kepakaran di bidang yang Anda geluti. Dan dipihak lain, konsumen tidak bertanya-tanya lagi, apakah produk Anda bisa mengubah hidup mereka menjadi lebih baik atau tidak.
Menulis deskripsi yang memicu orang membeli itu mudah, bukan ?
Pekerjaan Anda praktis hanya menambah 2-3 baris kalimat berisi manfaat yang mengikuti setiap fitur produk.
Sebagai pemilik, tentu mudah mengetahui manfaat sebenarnya dari produk Anda sendiri. Jadi mulai hari ini, sisihkan waktu 15 sampai 30 menit per-hari untuk merevisi deskripsi disetiap halaman produk Anda.
Ini akan jadi investasi terbaik yang pernah Anda lakukan … Karena apa yang Anda tambahkan kedalam deskripsi produk merupakan alasan utama orang membeli.
Saya ingin Anda berjanji melakukannya, dimulai setelah Anda selesai membaca posting ini.
Janji ?
(Anggukkan kepala Anda, sekarang)
Bagus.